Teruntuk Yang Disana

Terkadang apa yang kita pikirkan tak sejalur dengan apa yang kita rasakan. Semua ini membuat keadaan semakin rumit. Tak tahu apa yang aku rasakan sekarang. Perasaan ini tak seharusnya ada, tak seharusnya tercipta. Bantu aku memutuskan bagaimana baiknya, bintang. Siapa yang harus aku salahkan atas keadaan ini? Perasaan ini begitu saja muncul dengan mudahnya, yang menghantuiku setiap saat. Tercipta segenggam harapan dengannya. Bodoh! Apa yang telah aku lakukan? Tak berpikir kah kau? Tak adakan sebersit tanya dalam benakmu? Apakah semua baik-baik saja? Adakah hati yang terluka atas perasaan ini? Siapa aku? Siapa dia? Ingat siapa dirimu! Jangan lambungkan harapan itu terlalu tinggi. Itu hanya akan membuatmu terjatuh lebih keras. Jangan terlalu mudah menerima segala sikap baiknya padamu. Jangan beranggapan dia menyukaimu karena sikapnya padamu. Mungkin hal itu hanya sebatas perhatian untuk teman. Simpan hatimu baik-baik, jangan sampai kejadian dulu terulang kembali. Sakit!! Aku tahu itu sangat membuatmu sakit. Ada baiknya kau menunggu hingga kau yakin dengan keputusanmu. Tapi.. Salahkah aku mengaguminya? Mengagumi? Atau menyukai? Atau… Sudahlah, lupakan! Kenapa hati begitu kukuh dengan semua ini, saat ini hanya senyumnya dan tatapannya yang menciptakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hati. Tuhan, jika dia memang untukku dekatkanlah kita, satukanlah kita. Tapi, jika tidak, lumpuhkan ingatanku tentang dia, lumpuhkan perasaan yang pernah ada untuknya. Tak tahu apakah aku sanggup jauh darinya, bahkan aku tak ingin memikirkan itu. Dia mampu membuatku melupakan semua kesedihan, dia mampu membuatku selalu memikirkannya, dia mampu membuatku tersenyum akan pesonanya, dia mampu membuatku tertawa akan kekonyolannya, dia mampu… Ya, dia mampu! Jujur, benar hati menginginkannya, sangat menginginkanya. Tapi apa yang bisa aku perbuat? Tuhan, semoga semua akan berakhir indah, berakhir dengan senyuman :’) Teruntuk yang di sana...