Diam-diam, aku selalu memandangimu dari kejauhan. Sudut mataku selalu melihat kemanapun bayangmu pergi. Mataku seakan tak ingin lepas dari bayangmu. Gerak-gerikmu, caramu berbicara, caramu tertawa, caramu tersenyum.
Semua hal di dalam dirimu seakan menjadi semangat untukku. Selalu terekam dalam memoriku. Membuatku tak bisa berhenti memperhatikanmu, atau sekedar mengagumimu.
Diam. Ya, aku tak pernah bersuara. Aku memperhatikanmu dalam diamku. Aku mengagumimu dalam diamku. Aku melindungimu dalam diamku. Aku menyatakan perasaanku lewat debar jantungku. Aku tak ingin kamu terusik. Walaupun kamu tak pernah memperhatikanku, tak mengapa, asal aku bisa memperhatikanmu. Mengapa kamu begitu indah? Mengapa kamu selalu berhasil membuatku terdiam, membisu dan terpaku? Aku mengagumimu. Aku mengagumi semua yang ada di dalam dirimu. Aku memperhatikanmu
dalam diamku. Aku ingin menjadi pelindungmu dalam diamku. Aku ingin kamu tahu perasaanku,
meskipun aku hanya terdiam. Ini memang sulit, ini memang tak mudah awalnya. Tapi, lama-lama aku menikmatinya. Walaupun itu berarti
aku harus terabaikan olehmu. Walaupun tatap matamu tak tertuju padaku. Walaupun kamu tak menganggapku ada. Ya, aku masih mecoba
bertahan. Aku bukanlah seorang penguntit yang selalu membuntutimu kemanapun kamu pergi. Aku hanyalah salah 1 orang yang jadi pengagummu. Aku bukan siapa-siapa bagimu. Keberadaanku saja, mungkin kamu tidak tahu. Aku hanya seorang pemerhatimu. Ya, akulah si pemerhati dalam diam. Mungkin, karena diamku, kamu tak tahu apa yang sebenarnya kurasakan. Kadang aku berpikir, mungkin karena diamku inilah kamu jadi tidak peduli. Kamu tidak merasakan keberadaanku. Kamu tidak melihatku. Kamu tau tapi kamu tidak peduli.kamu mengerti.
Ya, mengerti jika aku menyukaimu. Aku memendam rasa untukmu. Sudah lama rasa ini masih ada sampai sekarang. Kejujuranku kau abaikan begitu saja. Tapi toh harapanku hanyalah sebatas pertemanan. Dan itu kau kabulkan. Sudahlah, aku tidak mau mengharapkan sesuatu yang belum pasti. Sesuatu yang semu, sesuatu yang tidak mungkin. Biarkan aku disini, menjadi seorang pemerhati yang terabaikan olehmu. Pemerhati yang tak dirasakan kehadirannya.
Pemerhati yang tak terlihat oleh sepasang mata hatimu.
Friday, March 14, 2014
Rasa yang terungkapkan tapi Terabaikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment